Kamis, 26 Mei 2011

Memburu Tengkorak Mona Lisa

Tak ada yang istimewa dari seonggok tengkorak berbalut tanah di biara St. Ursula, Florence, Italia. Akan tetapi, ukurannya yang menyerupai rata-rata tengkorak wanita umumnya justru membuat tim penggali antusias.
Setelah diusut, tengkorak itu ditemukan dalam makam yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Lisa Gherardini del Giocondo. Ia adalah model hidup karya masterpiece Leonardo da Vinci: Mona Lisa.

Tengkorak itu ditemukan pada akhir pekan lalu sekitar satu setengah meter di bawah lantai asli biara. Selain itu, ditemukan beberapa potongan tulang rusuk dan tulang punggung manusia.

Para ilmuwan akan membandingkan deoxyribonucleic acid atau DNA dalam tulang tersebut dengan DNA dua putra Gherardini untuk menguji keaslian penemuan tersebut.

"Kami belum tahu apakah tulang itu berasal dari satu kerangka atau lebih dari satu," kata Silvano Vinceti, Kepala Komite Nasional untuk Promosi Warisan Sejarah dan Budaya Italia.

Sejak April lalu, Vinceti dan timnya mulai mencari jenazah perempuan yang mungkin telah menjadi model bagi Da Vinci di biara itu. Mereka berharap dapat mengungkap misteri di balik senyum yang membuat bingung para sejarawan selama lebih dari lima abad.

Tim pakar arkeologi, yang bersenjatakan sebuah perangkat radar khusus, menuruni biara tua tersebut. Biara itu diduga merupakan tempat pemakaman Gherardini, sekitar 500 tahun silam.

Sejarawan Italia yakin bahwa Mona Lisa adalah Lisa Gherardini, istri pedagang sutera Florentine bernama Francesco del Giocondo. Pria kaya itu diperkirakan memesan lukisan potret istrinya. Namun, tak ada bukti kuat tentang asumsi itu.

Para ilmuwan menyatakan bahwa bila mereka dapat menemukan tengkorak wanita tersebut, akan lebih mudah untuk merekonstruksi wajahnya dan membandingkannya dengan lukisan itu.

Menurut Museum Louvre di Paris, tempat Mona Lisa dipamerkan, lukisan wanita dengan senyum penuh misterius itu ada kemungkinan dibuat di Florence pada 1503-1506.

Lukisan yang dikenal sebagai La Gioconda di Italia atau La Joconde di Prancis itu tampaknya dipesan untuk memperingati salah satu dari dua peristiwa, entah ketika Gherardini dan suaminya membeli rumah mereka atau ketika putra kedua mereka lahir.

Kunci untuk memecahkan misteri itu ada kemungkinan terletak di Biara St. Ursula (Sant'Orsola), sebuah bangunan yang hampir runtuh di jantung Kota Florence.

Menggunakan radar yang dapat mengidentifikasi obyek yang terkubur beberapa meter di bawah tanah, peneliti dapat memindai lantai di gereja kecil itu untuk mencari titik di mana mereka harus mulai menggali kuburan Gherardini.

"Kami mempunyai sebuah dokumen yang mengkonfirmasi pemakaman Gherardini pada 1542 di biara ini," kata Vinceti.

Radar penetrasi tanah yang digunakan dalam survei pendahuluan mengungkapkan adanya makam yang terkubur di bawah gereja biara. "Kami yakin Lisa Gherardini dikubur di sana," ucap Vinceti.

Para sejarawan yakin bahwa perempuan itu adalah Mona Lisa. "Kehidupannya bukan lagi sebuah misteri," kata Giuseppe Pallanti yang melakukan riset ekstensif tentang wanita Renaissance itu.

Pallanti telah menelusuri kehidupan Gherardini sejak wanita itu dilahirkan pada 15 Juni 1479 hingga kematiannya pada usia 63 tahun. Dia menemukan bahwa Gherardini meninggal di Biara Sant'Orsola.

Sejarawan itu mengatakan Gherardini menghabiskan tahun-tahun terakhir semasa hidupnya di biara itu dan dirawat oleh dua putrinya yang menjadi biarawati. Setelah itu ia dikuburkan di sana.

Salah satu dokumen yang ditemukan Pallanti adalah surat wasiat Francesco del Giocondo yang meminta putri bungsunya, Marietta, untuk merawat istri tercintanya, Lisa. Pada saat itu, Marietta, satu dari lima anak Lisa dan Francesco, menjadi biarawati dan membawa ibunya ke Biara Sant'Orsola.

Berdasarkan dokumen yang dikenal sebagai "Buku Orang Mati", yang ditemukan oleh Pallanti dalam arsip gereja, Lisa wafat empat tahun setelah kematian suaminya. "Lisa Di Francesco del Giocondo meninggal pada 15 Juli 1542 dan dimakamkan di Sant'Orsola," demikian bunyi dokumen itu.

Catatan itu juga menerangkan bahwa seluruh umat di gereja itu menghadiri upacara pemakamannya. Ini menunjukkan bahwa dia cukup terkenal di kalangan penduduk Florence. Dokumen yang ditemukan Pallanti inilah yang digunakan Vinceti untuk memulai proyeknya.

Proyek itu bertujuan menemukan tulang Mona Lisa dan merekonstruksi wajahnya dengan menggunakan teknik forensik, analisis DNA, dan penanggalan karbon.

"Untuk memastikannya, kami harus menemukan DNA dalam tulangnya. Lalu akan kami bandingkan dengan DNA anak-anaknya, Bartolomeo dan Piero, yang dikubur di Biara Santissima Annunziata," kata Profesor Francesco Mallegni, pakar paleoantropologi dari Universitas Pisa.

Jika patahan tulang tengkorak yang ditemukan cukup, Mallegni akan mencoba merekonstruksi fitur wajah perempuan itu untuk melihat apakah wajahnya cocok dengan lukisan yang tergantung di Museum Louvre Paris.

Perbandingan itu mungkin dapat memecahkan teka-teki senyum Mona Lisa yang masyhur itu. Begitu pula identitasnya.

Ada begitu banyak spekulasi tentang jati diri wanita dalam lukisan itu. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa itu sebenarnya adalah wajah ibunda Da Vinci, atau seorang bangsawan, atau seorang pelacur, atau bahkan seorang pria.

Ada teori lain bahwa perempuan dalam lukisan itu tersenyum karena dia tengah mengandung. Tetapi teori berbeda mengatakan bahwa senyum tipis itu dipengaruhi oleh beragam penyakit, mulai kelumpuhan wajah hingga gerakan kompulsif mengatupkan rahang atas dan bawah.

Belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi proyek itu untuk mempelajari kerangka perempuan keluarga bangsawan dari daerah pinggiran Italia itu untuk mencapai kesimpulan. Namun, keturunan Gherardini ragu akan keberhasilan Vinceti dan timnya.

"Biarkan dia beristirahat dalam damai," kata aktris dan penulis Natalia Strozzi, salah satu keturunan Gherardini. "Apakah penemuan jenazahnya dapat mengubah daya pikat lukisan Leonardo? Menurut saya, pencarian tulang kerangkanya adalah pencemaran."

sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2011/05/26/brk,20110526-336836,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar